|
Tuesday, November 21, 2006 |
3 hari yang lalu
|
Menghirup udara pagi ini membuat aku teringat akan 3 hari yang lalu. Malam Minggu tepatnya. Malam dimana aku katakan apa yang sebenarnya aku rasakan kepada Dia selama ini. Dorongan moril yang diberikan sahabat terdekat membuat aku semakin yakin akan keputusan yang aku ambil ini. Tanpa basa-basi namun sedikit rasa grogi membuat malam yang dingin dan melelahkan berubah menjadi malam yang bergelora dan membara. HP yang semula hanya tersenyum sambil diam saja menjelma menjadi sebuah piano yang mengeluarkan suara merdunya. Diatas HP yang berwarna biru keabu-abuan itu aku mainkan jari-jariku melampiaskan seluruh isi hatiku yang terdalam kepada si Bidadari jelita. Segala do'a dan harapan akan diterimanya perasaanku oleh sang Bidadari terdengar selalu di kamar lantai dua itu. SMS demi SMS aku kirim dan aku terima dari si Dia. Hingga akhirnya aku terima SMS yang terakhir dari Dia, yang isinya -+ seperti ini : " Sekarang aku sama sekali nggak mikirin apa itu cinta, pacaran atau yang sebangsanya. Aku lagi fokus sama sekolah dulu. Aku nggak mau hal-hal seperti itu mengganggu cita-citaku. Aku harus gapai tujuan hidupku. Seperti duduk di atas dua kursi. Jika itu aku lakukan aku akan terjatuh. Dan aku harus memilih. Peje kamu pasti mengerti. Balas " Tak lama aku terima SMS itu, aku kirim SMS balasan : " Vin aku minta maaf. Duduklah di kursi yang benar jangan sampai jatuh. Aku mengerti" -------------------------- Banyak hal yang aku pelajari dari kejadian 3 hari yang lalu itu. Pertama, Apa yang kita mau belum tentu menjadi kenyataan, dan yang penting sudah berusaha. Kedua, Ada hal lain yang lebih penting dari sekedar yang namanya cinta atau pacaran, yaitu menggapai tujuan hidup alias cita-cita. Ketiga, Aku menyukai orang yang benar selama ini, jadi meskipun aku ditolak aku tidak menyesal. Ok lah segitu doang pengalamanku pertama kali menyatakan perasaan kepada orang yakni seorang cewek. " Ya Allah jadikanlah aku orang yang sukses di kemudian hari, dan semoga disaat itu aku masih bisa melihat dia seperti hari ini aku melihatnya. Amien. " |
posted by neus4 @ 9:44 AM |
|
1
Comments: |
-
Seharusnya... dia berani memilih... duduk di dua kursi... seandainya dia berani menjaga kursi itu tetap pada tempatnya... tidak bergeser... dan selalu menopangnya... menopang cita-citanya... seharusnya kursi2 itu tidak akan menjerumuskannya... asalnya dia dan kamu menjaga kursi kalian itu... meskipun aq telah gagal menjaga kursiku... dan kemarin, hampir membuatku terjatuh.
|
|
<<
Home |
|
|
|
|
|
Tentang Kami |
Tempat Berbagi Cerita Suka & Duka
Tempat Merubah yang Minus jadi Plus
Tempat Menciptakan Senyum & Tawa
Tempat Melepaskan Segala Perasaan
for me...for you...for us...
Feb 05
|
Belajar Nulis |
|
Yang Dulu |
|
Jam Dinding |
|
Link Logo |
|
Masuk Blogger |
|
Kata Kamu |
|
Album Photo |
|
Temen-Temen |
|
Keluarga Neus4 |
|
Jangan Copy-Paste |
|
Music Oleh |
|
TheVisitors |
|
Hari Ini |
|
|
Seharusnya... dia berani memilih... duduk di dua kursi... seandainya dia berani menjaga kursi itu tetap pada tempatnya... tidak bergeser... dan selalu menopangnya... menopang cita-citanya... seharusnya kursi2 itu tidak akan menjerumuskannya... asalnya dia dan kamu menjaga kursi kalian itu... meskipun aq telah gagal menjaga kursiku... dan kemarin, hampir membuatku terjatuh.